Minggu, 21 Juli 2013

ANGKLUNG PAK ENDUT MARJANA


ANGKLUNG PAK ENDUT MARJANA

Nama lengkapnya adalah Endut Marjana, lahir di Subang Purwakarta pada tanggal 06 Mei 1937. Menempuh pendidikan SR (Sekolah Rakyat) pada tahun 1941 dan sempat tidak selesai karena dalam masa penjajahan. Ketika  masa penjajahan selesai, beliau dibiayai oleh pemerintah selama tujuh tahun untuk sekolah sebagai calon Guru SGB (Calon Guru SD) dan SGA (Calon Guru SMA). Setelah lulus sekolah Guru, Pada Tahun 1968 beliau diangkat sebagai Kepala Sekolah.
Pria yang humoris ini diberikan julukan oleh teman-temannnya sebagai si “Tangan Emas”, karena berkat tangannya yang terampil dalam membuat berbagai macam kerajinan seperti alat musik angklung dan kursi yang berbahan dasar bambu. Pada tahun 1982, beliau pernah memberikan penataran membuat angklung dan suling di 16 kecamatan di Kabupaten Kuningan. Tidak hanya itu, laki-laki mantan kepala sekolah ini juga mahir memainkan angklung dan suling, serta sering pentas di sekitar kawasan Cigugur bersama kawan-kawannya. Dari keahliannya dalam mengolah “congo awi” itu, beliau bisa menyekolahkan enam orang anaknya sampai lulus sarjana, dua menjadi guru, dua arsitek, satu insinyur, dan satu lagi manager.
Dari sebuah tempat bernama “Pagupon Rema Berlian”, Pak Jana menghasilkan angklung, suling, kursi, dan berbagai produk kerajinan lain yang terbuat dari bambu. Saung “Pagupon Rema Berlian” yang artinya saung yang bermodalkan tangan yang dapat menghasilkan uang ini beralamat di Jalan Rumah Sakit Sekarkamulyaan (Cigugur) Kuningan-Jawa Barat, sebelah kiri Gereja Khatolik nomor 3.
Pria berkulit sawo matang ini, mulai bisa membuat angklung, suling, dan kursi, serta produk kerajinan lain dari bambu pada tahun 1968. Berawal dari rasa tertarik melihat orang memainkan Angklung dan Suling, akhirnya Pak Jana belajar memainkan angklung dan suling kepada Pa Daeng Soetigna yang tidak lain adalah orang yang pertama membuat Angklung, dan beliau juga asli dari Kabupaten Kuningan-Jawa Barat. Setelah bisa bermain angklung dan suling Pak Jana tertarik untuk mencoba membuat angklung. Awalnya hanya coba-coba, tapi kemudian karena hasilnya bagus, maka beliau mencoba memproduksinya.
Rounded Rectangle:  Rounded Rectangle:  Dalam satu hari beliau bisa menghasilkan dua paket angklung. Proses pembuatannya dimulai dari pemilihan bambu yang harus “sadapur” dan sudah siap pakai, penjemuran yang memakan waktu selama satu tahun. Setelah melewati proses itu, angklung baru siap dibuat. Angklung yang dibuat Pak Jana terdiri dari tiga jenis, Pentatonis (yang bisa dimainkan), Diatonis (hiasan atau miniatur), Kromatis, dan Naturel (biasa). Dalam satu set angklung ada 15 nada dua oktaf yang berjenis Naturel. Dulu harganya satu nada 25.000 X 15 = Rp. 135.000/set. Sedangkan untuk harga sekarang satu nada 60.000 X 15 = Rp. 650.000/set. Mengenai daerah pemasaran Angklung buatannya, Pak Jana mengatakan bahwa angklung buatannya dipasarkan di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Kuningan, Jerman, Amerika, Pasuruan Jawa Timur, Padang, dan Barabey Kalimantan Timur.

(Unang Nurasa)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar